Tampilkan postingan dengan label Bincang2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bincang2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 07 Oktober 2011

I Tikaf

 


Wahai Tuhan, ku tak layak ke surgaMu
Namun tak pula aku sanggup ke nerakaMu
Ampunkan dosaku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar

Ilahi lastu lil firdausi ahlaa
Wa laa aqwa 'alaa naaril jahiimi
Fahabli taubataw waghfir dzunuubi
Fa innaka ghofirudz dzam bil 'adhiimi

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
Dengan rahmatMu ampunkan daku oh Tuhanku

Wahai Tuhan selamatkan kami ini
Dari segala kejahatan dan kecelakaan
Kami takut, kami harap kepadaMu
Suburkanlah cinta kami kepadaMu

Kamilah hamba yang mengharap belas dariMu

Note : Lagu nasyid waktu saya SD atau SMP. Ternyata liriknya luar biasa dan enak didengar. Bener-bener pasarah nya hanya sama Allah doank..

Senin, 05 Juli 2010

Classical guitar

Rabu, 17 Februari 2010

Percakapan dengan Sang Sesepuh..

Ntah apa lah namanya ini... kejadi ini saya alami sama sesepuh TK ITB. Waktu si bapak dtng ke kontrakkan usaha kita. Niat si bapak mau membenarn mesin yang kita pesan ke dia. Setelah selesai hujan, kebetulan bandung musim hujan. Nah sesepuh ini menunggu hujan di kontrkan.


Sang Sesepuh(SS) : “........ (akhirnya munculah kalimat ini) kamu dari mana?
Saya : “sumatra pak”
SS:” oh sumatra.... dimananya?”
Saya :” orang tua saya asli sumbar pak”
SS: “oo padang yah.. sebelum gempa kemarn saya kepadang”
Saya:” iya pak. oooo gitu ya pak”

Setelah mengobrol panjang lebar antara saya, siti, dan sang sesepuh dia ngomong gini

Ss: “saya heran deh, orang padang tuh kok malas ya? Saya ke beberapa univ disana kelihatan orangnya malas2. Rasa ingin tau mahasiswa nya kurang..”

Saya :“ ooo gitu ya (smbl mikir emangnya iya ya? Perasaan malas orang tergantung pribadi, tapi krn sesepuh diamin aja. Mikir lg, lagi sensi kali ya)”

Ss :”trus masakan padang disana kok gak enaknya? Yang enaknya Cuma di restaurn yang bagus aja... yang restorn biasa gak enak sama sekali...”

Saya: “oo saya jarng makan di restorn yang ada dipadang pa..”

Ss :” terus klo ada direstoran itu banyak keluarga2 gitu... kelihatan keluarga jarang masak. Masak setiap saya temui orang2ny itu2 aja dan berkeluarga... yang ibu keliahatn jarang masak.”

Saya :” ooo mungkin yang punya restaurn kali pak.... ato mereka emang orang sibuk gak punya waktu untuk masak...(dengan pembelaan sedikit)”

Ss :”mungkin saja..”
Ss: “tapi kok masakan padang yang tempt biasa saja disini(bandung) murah dan enak ya? Klo disana yang murahnya gak enak sama sekali pedasny aneh...”

Saya: “ ooo tergantung selerasa sih pa..( dalam hati bilang.... rumah makan padang biasa berbanding lurus dengan jarak. Semangkin jauh dari padang maka kepedasan juga semangkin jauh (meniru novel 5 menara ). Bisa saja kepedasan yang dibandung dah cocok sama lidah ntuh bpk kali ya. Secara udah penyesuai rasa.)

Ss: “ (bla....... dan sebagainya yah intinya pemalas)”

Saya: “(kondisi hati.... siapa yang gang tersinggung coba dibilang pemalas.... untuk nih bapak dah sesepuh jadi gak enak klo ngelawn. Pa lagi saya ortu 22ny sumbar tulen.... perasaan didikan mereka ngajarn saya untuk selalu berjuang dan berjuang... gmn mo malas, malas sedikit aja gak bisa makan.

Dengan sedikt tersinggung aku pikir mang orang padang pemalas ya? )
Setelah saya diamin beberapa saat saya, timbul keinginan saya harus mendapatkan sesuatu dari “pujian “ dan akhirnya menemukan kesimpulan:
  1. Okey mungkin Cuma beberapa orang yang ss temuin dan kebetulan dapat yang seperti dia bilang(positif thinking).
  2. Kata “pemalas” dari dia membuat sadar, udah beberapa pekerjaan yang saya tunda karena kemalasan saya muncul tiba2. Udah berapa banyak waktu yang saya sia2kan karena kata malas....
  3. Kata “tidak ingin tau banyak” membuat saya sadar... begitu banyak kesempatan yang saya lewati dengan hanya diam begitu saja tanpa banyak bertanya(kurang rasa ingin tau).
  4. Sikap malu bertanya yang sering muncul harus dihilangn biar tidak dibilang “tidak ingin tau banyak”. Karena sikap ini saya sering tidak mendapat apa2 dan banyak menyia2kn kesempatan besar.. bahkan terkesan sombong.
  5. Kesempatan untuk bertanya sama sesepuh ini terbuka lebar... toh dia punya link yang banyak. Kesempatan ini harusnya tidak saya sia2kan untuk menambah link krna saya hanya orang awam.
  6. Saya harus bisa menyerap ilmu dari sang sesepuh... toh saya sudah terlanjur basah untuk dihina maka sekalian malu aja....
  7. Saya bisa banyak belajar dari dia karena dia ahli dalam pemasaran dan mencari link di perusahaan besar.

Mmmm begitu percakapan singkat saya dengan sesepuh. Maaf klo ada orang padang(sumbar yang tersinggung) toh saya juga orang padang tulen. Anggap aja nih motivasi biar kita bangkit...

Senin, 06 April 2009

Gambar Diri

Ini merupakan tugas matakuliah umum di ITB, aku jadi ingin mempublishkan di blog karena ini menceritakan tipe2 sifat aku. Ternyata berdasarkan klasifikasi sifat aku itu termasuk tipe Influense /Sanguinis

Apa itu tipe Influense /Sanguinis??


Sifat dan gayanya: senang berhubungan dengan orang lain, suka berbicara, optimis, menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat pada warna, bisa memukau orang yang mendengar bicaranya, emosional, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, baik di panggung, lugu dan polos, mudah berupah pendirian, berhati tulus, selalu kekanak-kanakan.

Kalau diajak mengerjakan sesuatu: sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, kreatif dan inovatif, punya energi dan selalu antusias, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut, mempesona orang lain untuk bekerja.
Sebagai teman: gaul, mencintai orang, suka dipuji, tampak menyenangkan, bias bikin orang iri dan ingin menjadi dia, bukan pendendam, cepat minta maaf, paling tidak suka suasana yang membosankan, suka kegiatan yang spontan.


"Saya tipe orang yang memiliki kemauan yang kuat dan bersemangat untuk mencapai apa yang diinginkan dan disenangi. Saya sering berusaha untuk melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Karena sering melakukan apa yang saya senangi dan lebih cendrung sendiri saya kadang kala terlihat egois.

Namun jika ada perdebatan saya lebih cenderung untuk mengalah karena tidak suka membawa masalah berlarut-larut. Saya juga cepat melupakan masalah yang bisa membuat saya stress. Karena jika ada masalah yang berlarut-larut saya jadi gampang stress. Walaupun cenderung mengalah tetapi tetap mempunyai pendirian terhadap prinsip yang telah dipegang.
Saya suka mencoba hal-hal yang baru, jalan-jalan ketempat yang belum pernah dikunjungi, lepas untuk sejenak dari orang sekitar dan rutinitas yang ada. Saya juga senang berkenalan sama orang lain Dan menyenangi berteman dengan orang yang baru dikenal. Saya tipe orang yang cepat bosan terhadap rutinitas yang teratur.
Saya dalam mengambil suatu tindakan dan keputusan sering dengan spontanitas tanpa pikir panjang akan akibatnya. Saya cenderung bersikap gegabah, ceroboh dan sering mengambil tindakan dengan emosional dan sering menggampangkan sesuatu. Selain itu saya juga tipe yang gampang dipengaruhi teman.
Dalam berteman saya tipe orang yang setia, Saya juga senang jadi tempat curhat, saya juga tipe orang yang bisa menyimpan rahasia orang lain. Tetapi saya kurang peka jika orang lain ada masalah yang dia tidak cerita dan saya tidak suka ikut campur urusan orang lain jika dia tidak cerita. Tetapi sebaliknya saya tipe orang yang sulit untuk cerita sama orang lain apa lagi itu masalah pribadi. Jadi saya terkesan tertutup tentang masalah pribadi. Mungkin karena saya tidak suka curhat tentang masal pribadi dan juga tida mau ikut campur masalah orang lain maka saya sering dibilang terlalu cuek".

Minggu, 29 Maret 2009

"Spontanitas" keahlian saya

Gak tau kenapa saya baru sadar kalo saya selama ini ngambil tindakan seringnya tanpa pikir panjang. Ya spontanitas. Setelah saya melakukan baru memikirkan akibatnya. Trus sabtu kemaren ada seorang teman yang minjamin sebuah buku, dan kebetulan buku tersebut berhubungan dengan sifat saya.

Kesimpulan berdasarkan buku itu ternyata saya belum dewasa. Seseorang bisa dibilang dewasa apabila dia mengambil suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan pasti memikirkan akibat baik atau buruknya.

Semua tindakan yang selama ini saya putuskan secara cepat kilat berarti itu keputusan yang terbaik atau tidak, tetapi saya kadang-kadang merasa spontanitas keahlian saya. 

Minggu, 15 Februari 2009

Ketika Semua Orang Ingin Jadi Pemenang

Jika muncul sebuah pertanyaan kamu ingin jadi pemenang? Jawabannya orang-orang akan menjawab hampir 100 % iya.
Tapi coba direnungkan pernyataan seorang motivator “Aku tidak ingin jadi pemenang, tetapi aku ingin jadi orang yang bisa memenangkan orang lain”. Banyak hal terkandung dalam pernyataan ini, jika kita berusaha untuk membuat orang lain menjadi pemenang dari apa yang diinginkannya maka kita adalah pemenang sejati. Karena jika kita memenangkan orang lain tidak ada orang yang kita kalahkan. Kita tidak memikirkan bagaimana caranya mengalahkan orang lain, kita tidak memikirkan kejelekan orang lain, melainkan yang kita pikirkan adalah bagaimana caranya agar kita berbuat baik kepada orang tersebut. Yah aku kagum dengan pernyataan motivator itu.
Tapi sekarang calon pemimpin di negaraku Indonesia berusaha untuk menjadi pemenang. Karena sebentar lagi akan ada pemilu. Mereka berkampanye dengan memuji diri masing-masing. Saling menjatuhkan satu sama lain. Perang opini di berbagai media, dengan permainan yoyonya, berpantunnya, saling mengklaim apa yang diperbuat selama pemerintahan adalah hasil kerja keras mereka dan kelompok mereka. Bahkan yang lebih aneh lagi mereka saling menghina satu sama lain, saling menjatuhkan. Kayak di negaraku Indonesia ini gak ada masalah lain aja.
Tapi menurutku sebagai orang awam; mereka, kita rakyat Indonesia adalah satu tim. Satu tim untuk mencapai kemajuan, kesejahteraan bagi kita semua. Tidak sepantasnya untuk saling menghujat satu sama lain. Apa lagi itu dilakukan oleh orang-orang hebat di negaraku yaitu calon pemimpin di negara ini. Aku pribadi sih malu calon pemimpin dinegaraku melakukan hal seperti itu. Kapan kita memikirkan kemajuan jika kita saling menjatuhkan satu sama lain. Harusnya kita saling mendukung sehingga tidak perlu banyak berdebatan yang justru membuat tidak pernah maju. Kritikan sih boleh tapi membangun, bukan menjatuhkan.
Andaikan aja ada calon-calon pemimpin di negaraku Indonesia ini yang berusaha untuk memenangkan orang lain. Mungkin memenangkan rakyatnya dengan cara jujur pada rakyatnya akan kekurangannya jika dia menjadi pemimpin bukan memuji diri sendiri. Atau memenangkan lawan (sahabat politiknya) yaitu berusaha berbuat baik pada lawan politiknya, dengan merangkul lawan politiknya untuk menjadi satu tim yang kuat untuk membangun negara ini. Yah itu mungkin akan membuat rakyat di negaraku ini termasuk aku untuk bersimpati pada calon pemimpin seperti itu, karena menurut aku itu berjiwabesar. Negaraku Indonesia butuh pemimpin yang berjiwabesar.
Untuk calon pemimpin di negaraku Indonesia, sepertinya perlu belajar untuk berjiwa besar. Atau perlu diberi kelas trainer/motivasi. Atau mungkin perlu belajar dari rakyatnya yang jujur, seperti kasus di bukittinggi ada orang yang membuat papan iklan yang cukup besar untuk memberi tahu akan kekurangannya.