Jumat, 07 Oktober 2011

I Tikaf

 


Wahai Tuhan, ku tak layak ke surgaMu
Namun tak pula aku sanggup ke nerakaMu
Ampunkan dosaku, terimalah taubatku
Sesungguhnya Engkaulah pengampun dosa-dosa besar

Ilahi lastu lil firdausi ahlaa
Wa laa aqwa 'alaa naaril jahiimi
Fahabli taubataw waghfir dzunuubi
Fa innaka ghofirudz dzam bil 'adhiimi

Dosa-dosaku bagaikan pepasir di pantai
Dengan rahmatMu ampunkan daku oh Tuhanku

Wahai Tuhan selamatkan kami ini
Dari segala kejahatan dan kecelakaan
Kami takut, kami harap kepadaMu
Suburkanlah cinta kami kepadaMu

Kamilah hamba yang mengharap belas dariMu

Note : Lagu nasyid waktu saya SD atau SMP. Ternyata liriknya luar biasa dan enak didengar. Bener-bener pasarah nya hanya sama Allah doank..

Selasa, 26 Juli 2011

SMS dari temen part 2.

Malam sebelum wanita sholeha tidur, tiba-tiba dapat sms dari seseorang temen pria. Begini isinya saudara-saudara.
" Aku labil banget nih... Baru baca sebuah buku yang lupa judulnya, dengan isi seorang ibu wanita cantik yang dia taksir  berkata mau jadi apa pria sepertimu? Sudah lulus kuliah, sehat dan tidak cacat tapi tidak punya pekerjaan? . Saya meresa kesepet wanita sholeh...ini titik terendah dalam hidup saya."...

Jujur wanita sholeha tersenyum dan ngakak baca sms si temen di malam hari dan kasihan juga. Setau wanita sholeha pria ini cukup tahan banting. Dulu sewaktu kuliah apapun masalah dia pasti bilang semua ada jalan keluar. Sebenernya sih ini temen gak nganggur amat. Dia buka usaha kecil2an. Iya mungkin penghasilan sangat kecil klo di bandingkan sama orang yang kerja sebenernya dan tekanan dari lingkungan yang mengharuskan dia udah punya pekerjaan setamat kuliah. Atau itu kata-kata dari ibu wanita yang dia taksir dan dia malu mengakui kepada wanita sholeha? :D Cuma setidaknya usaha itu bakal besar dan bisa jadi lebih sukses dari orang yang bekerja sekarang. Cuma berharap si temen ini konsisten mana tau ntar dia seperti Donald Trump. Pastilah Donald Trump juga pernah susah.Semangat temen..wanita sholeha yakin kau bisa jadi seperti Donald Trump atau lebih.

Selasa, 19 Juli 2011

Perjalanan Si Wanita Sholeha dan Si Wanita Cantik ke Negeri Khayangan

Alkisah dua orang wanita yang bersahabat ini diajak oleh sahabat mereka yang lain bernama wanita cantik II untuk bermain sejenak ke negeri khayangan. Mereka pergi ke negeri kayangan ini berniat untuk mencari sesuap nasi dan mencari hiburan disaat kegalau hidup.

Si Wanita Sholeha : Cantik 1 ayo kita buruan kenegeri kayangan... Si Cantik II udah disana. Kasihan dia katanya kelaparan.
Si Wanita Cantik I : Iya sholeha.. ana dandan dulu. Biar semangkin cantik. Mana tau ada pangeran dari negeri kayangan yang terpikat sama ane.
Si Wanita Sholeha : Baik lah..tapi jangan lama2 ya. Kasihan wanita Cantik II.
Si Wanita Cantik I : Iya....

Beberapa menit kemudian Si Wanita Cantik 1 keluar kamar dengan baju gaun hitam yang indah sekali. Bibir merah merona yang siap menebar senyuman. Ditambah sepatu Wedge Heel (baca :sepatu musibah) yang sangat tinggi menurut Si Wanita Sholeha.

Si Wanita Sholeha : Wow Cantik kamu tampak semangkin cantik. Pasti deh banyak pangeran dari negeri khayangan yang tergila2 ntarCantik.
Si Wanita Cantik 1: Ini belajar jadi wanita dewasa sutuhnya Sholeha. Kita harus belajar dari sekarang.
Si Wanita Sholeha : Baik lah...

Perjalanan menuju negeri khayangan dimulai, sukur alhamdulillah perjalanan ini sukses walau Si Wanita Cantik pakai sepatu Wedge Heel (baca :sepatu musibah). Tetapi perjalanan ini cukup memakan waktu karena harus sangat hati.. Sampai di negeri kayangan Si Wanita Cantik II sudah menuggu sangat lama di tempat makan tetapi padangannya terpesona melihat Si Wanita Cantik 1.

Perjalan 3 wanita bersahabat ini mengjelajah negeri kayangan dimulai...Perjalan dan canda tawa cukup menghibur kegundahan hati 3 wanita yang bersahabat ini.

Setelah beberapa lama mengelilingi negeri kayangan akhirnya mereka pulang. Nah disini lah sepatu Wedge Heel (baca :sepatu musibah) membuat musibah. Karena harus turun gungung dari negeri kayangan menurju istana wanita cantik 1 dan wanita sholeha maka sepatu ini benar memberi musibah. Karena mengakibatkan Si Wanita Cantik 1 masuk jurang.... bukan hanya sakit yang diderita tapi malunya... Untung pergi bersama Si Wanita Sholeha bukan bersama pangeran dari negeri seberang. Hahaha dan di akhir perjalanan terpaksalah Si Wanita Sholeha pakai sepatu Wedge Heel (baca :sepatu musibah) sampai instana.

Hikmah : Janganlah pakai sepatu Wedge Heel (baca :sepatu musibah) untuk naik dan turun gunung. :D

Dari Note FB Seseorang

dari
http://sosbud.kompasiana.com/2011/07/15/pesta-pernikahan-di-negeriku-memang-aneh/
http://unik.kompasiana.com/2011/07/15/pengalaman-menghadiri-pesta-pernikahan-di-negeri-belanda/

"Kebetulan saya pernah magang di salah satu universitas di Belanda selama 1 tahun, dan teman kerja saya yang merupakan orang belanda mengundang kami teman-teman kerjanya untuk menghadiri pesta pernikahan yang diselenggarakan olehnya.
Kartu undangan: Kartu undangan yang dibuat ga mahal, ga aneh-aneh, ga macem-macem. Seperti kartu ucapan selamat ulang tahun. Dipastikan biayanya murah.
Yang diundang: Keluarga, teman-teman dekat, teman kerja dari  yang mau manten.
Acara akad: Diadakan di balai kota/gereja. Acara ini berlangsung khidmat. Simpel dan ringkas tanpa acara-acara adat. Setelah akad diadakan makan malam bersama di meja makan bagi tamu-tamu tertentu (terutama keluarga).
Acara pesta: Diadakan di cafe. Tidak ada makan besar. Hanya ada minuman dan kacang-kacangan yang disediakan cafe tersebut. Cafe tersebut tidak besar. Tepat pukul 7 malam, kedua mempelai berdiri di ambang pintu cafe menyambut orang-orang yang hadir (para tamu memberi ucapan selamat). Para undangan sebagian besar datang tepat pukul 7, dan pulang pukul 10 malam. Sangat jarang ada yang datang sekedar mengucapkan selamat. Disini para undangan memang siap untuk berpesta, mengobrol, dan mencari kesenangan. Acara di dalam cafe benar-benar dapat menghibur saya. Banyak teman-teman yang hadir yang artinya banyak teman ngobrol dan ketawa-ketiwi. Ada musik dimana kami bisa bernyanyi dan berdansa bersama. Banyak acara-acara kreativitas persembahan dari para undangan untuk kedua mempelai. Sebagai contoh pada waktu itu rombongan kami yang merupakan teman kerja mempersembahkan lagu yang liriknya kami ganti dengan lirik-lirik yang kocak. Ada juga teman yang mempersembahkan film-film buatan mereka sendiri yang sangat-sangat berkesan dan menghibur para undangan juga mempelai pengantin. Disini kami benar-benar bisa bebas berinteraksi dengan mempelai pengantin.
Ya begitulah acara pesta pernikahan yang pernah saya alami di Belanda. Menyenangkan dan pasti tidak terlalu menghabiskan biaya."
SALAM PEACE
by Om Peace



Pesta Pernikahan di Negeriku Memang Aneh
OPINI | 15 July 2011 | 10:30 179 6 1 dari 1 Kompasianer menilai inspiratif

Sudah pernah menghadiri acara pernikahan kan? Atau pasti banyak juga dari kita yang sudah menyelenggarakan acara ini.
Bagi saya acara pernikahan di negeri kita ini sangat-sangat membosankan, banyak merugikan dan seringkali tak masuk akal. Kenapa saya berpendapat seperti itu? Coba saja lihat, acara pernikahan kita menghabiskan puluhan hingga ratusan juta rupiah. Angka yang fantastis. Sebagian uang habis untuk dekorasi dan pakaian yang wah. Terkadang malah berlomba-lomba untuk menunjukkan betapa mewah dan meriahnya suatu pesta pernikahan.
Si empunya acara (pengantennya) malah dipajang di depan. Kerjaan pengantennya hanya berdiri untuk disalam-salami oleh para tamu. Ngapain coba bikin acara cuma untuk disalam-salami. Kehormatan para undangan ditunjukkan dengan diajak berfoto-foto bersama sang pengantin. Keanehan lainnya yaitu para undangannya biasanya banyak yang ga dikenal oleh pasangan pengantin. Yaiyalah wong banyak banget tamunya malah teman-teman orang tua yang manten. Yang lebih aneh lagi buat saya yaitu para undangan dianjurkan membawa amplop berisi uang dan disetor ke celengan yang berada di depan tempat berlangsungnya acara nikahan…weird. Ini mau ngadain acara pernikahan apa acara kumpul amal??
Coba kita telaah lagi, sebenarnya apa sih tujuan penyelenggaraan acara pernikahan? Jangan cuma karena orang lain menyelenggarakan seperti itu makanya jadi ikut-ikutan. Budaya ikut-ikutan inilah yang seringkali menjadi penyakit bangsa.
Acara pernikahan itu atau walimahan, merupakan ajang kita mengumumkan kepada masyarakat “wooy, kita sudah menikah nih, kami sudah suami istri. Tak ada lagi fitnah, dan kami sudah tidak available lagi untuk dikencani”. Fungsi lain tentunya berbagi kebahagiaan dengan mengundang makan-makan. Tul ga??
Coba kita lihat praktek pesta pernikahan yang sudah terjadi, bukannya berbagi kebahagiaan eh si tamu malah diminta untuk ngasih amplop. Pikir-pikir kenapa uang amplop itu ga dipakai saja untuk makan di restoran? bisa jadi kepuasannya lebih daripada makan di kondangan.
Sekarang tempatkan diri kita sebagai tamu undangan. Sewajarnya kita menghadiri pesta pernikahan itu ya karena ingin “pesta”. Makan-makan enak, enjoying the party, enjoying suasana pesta yang menyenangkan, musik, teman-teman ngobrol, pokoknya asik dan seru deh. Lha kenyataannya?? Kebanyakan orang menghadiri undangan karena menghargai si pengundang. “Ga enak kalo ga datang”, kata seorang teman. “Kalo kita ga datang, nanti pas kita yang menyelenggarakan pesta mereka juga ga mau datang, makin sedikit dong amplop yang kita terima”, kata teman lainnya. Ya ampuuunnn.
Saya sendiri sebenarnya malas datang ke kondangan seperti fenomena sekarang ini. Gimana ga malas, pengennya saya itu saya bisa banyak bercengkerama dengan teman-teman, baik yang sedang pengantin atau pun teman-teman undangan lainnya. Tapi dengan kondisi yang crowded (saking banyaknya tamu tak dikenal yang datang), dan sang pengantin yang dipajang di depan dan tak henti-hentinya menyalami tamu yang sebagian tak dikenalnya, kesempatan bercengkerama pun sulit didapatkan. Lagipula saya dianjurkan untuk membawa amplop berisi uang, wadooohh kok gini sih. Acara hiburan seperti musik jarang bisa menghibur saya. Intinya datang ke suatu pesta pernikahan tidak dapat memberi hiburan bagi saya.
Di sisi lain kasihan lho orang-orang yang ingin menikah. Menikah dengan gaya Indonesia ini mahal. Banyak orang yang takut menikah dengan alasan tidak siap uang untuk menyelenggarakan pernikahan. Terus kenapa ga menikah ala sederhana saja kalau ga punya uang? “Orang tua/mertua tak mengijinkan, ga enak sama orang kalo ga dipestain”, kata sorang teman yang ingin sekali menikah tetapi harus menundanya demi mengumpulkan uang untuk pesta pernikahan. Keluarga saya pun tak luput menjadi korban “image pesta pernikahan yang wajar” ini. Kami harus mengeluarkan lebih dari 60 juta rupiah untuk penyelenggaraan pesta. Hal ini belum termasuk tetek bengek seperti seserahan, cincin kawin, fotografi, hiburan dsb. Bayangkan 60 juta itu banyak friend. Banyak hal lain yang lebih bermanfaat dengan uang sebesar itu. Sebagai contoh yaitu naik haji. Bukankah naik haji itu hukumnya wajib bagi yang mampu, sedangkan mengadakan pesta pernikahan itu tidak wajib??? Dengan artian kita mendahulukan yang tidak wajib di atas hal yang wajib, aneh kan…
Bagi yang menyetujui acara-acara boros seperti ini biasanya beralasan “ya kan cuma sekali seumur hidup”, atau “kita harus menyesuaikan diri dengan masyarakat”. Ah klise.
Bagaimana acara pernikahan di negeri lain?? Kebetulan saya punya pengalaman menghadiri pesta pernikahan salah seorang teman ketika saya berada di negara Belanda. Bisa dilihat di link berikut ini. Intinya menyenangkan dan pasti tidak terlalu menghabiskan biaya.
Lalu bagaimana semestinya menyelenggarakan pesta pernikahan yang wajar?
Luruskan niat bahwa penyelenggaraan pesta ini bertujuan untuk mengumumkan, syukuran, dan berbagi kebahagiaan. Lupakan niatan karena ingin meniru masyarakat, ga enak sama orang dll. Tujuan pesta pernikahan harus dicapai yaitu sederhana, hemat, para tamu terhibur dan menikmati pesta, serta pernikahan kita terumumkan.
Undanglah orang-orang yang memang wajar diundang. Teman-teman karib anda, teman kerja, keluarga besar. Tak perlulah orang tua ikut mengundang teman-temannya, toh ini acara kita, bukan acara orang tua kita.
Tak perlu berdekorasi berlebihan. Biasa-biasa saja, lebih baik adakan saja di rumah daripada di gedung yang memakan biaya tambahan. Dari kacamata saya sebagai tamu undangan, hal yang membuat undangan berkesan yaitu enaknya makanan serta terhiburnya diri saya dengan menikmati sosialisasi.
Tak perlu pakaian khusus pengantin. Pakailah pakaian sederhana. Pakailah baju terbaik yang anda miliki. Atau boleh jadi pinjam ke teman anda. Tak masalah. Pakaian yang mewah dan mahal tidak dapat memberi kepuasan pada tamu undangan. Makanan yang enaklah yang dapat memberi kepuasan bagi para tamu undangan hehe.
Jangan dipajang. Tak perlu pasangan pengantin dipajang di depan. Biarkan mereka bebas berkeliaran untuk mengobrol dengan tamu-tamu yang datang. Lebih enjoy kan jadinya??
Bikin acara yang menarik dan kreatif. Walau pun bagi saya pribadi yang menarik dari suatu pesta adalah bercengkerama dengan para tamu lain, tak apa juga bila ingin mengadakan acara-acara yang menghibur seperti karaokean, atau games-games yang menyenangkan dan dapat dimainkan oleh para tamu. Jangan lupakan acara khidmat mengingat suci dan sakralnya pernikahan, asalkan jangan membosankan para tamu.
Jangan mengharapkan hadiah atau pun angpao. Ingat bahwa penyelenggaraan pernikahan ini ingin berbagi kebahagiaan dengan orang-orang terdekat dan sekitar kita. Jangan sampai pernikahan malah membebankan tamu undangan.
So tunggu apa lagi teman-teman yang mau menikah? menikahlah, tak perlu menunggu uang menggunung untuk menyelenggarakan pesta pernikahan seperti itu. Kesederhanaan is the best.
SALAM PEACE
Om peace

Note Dari Saya.
Kenapa saya tertarik dengan bahasan ini? Karena dalam tahun ini banyak temen seangkatan saya yang sudah mau menikah. Selain itu beberapa kali saya bersama teman membahas biaya menikah yang nilainya hampir 100 jutaan. Sempat kepikiran kapan saya nikahnya klo butuh biaya segitu besar? Hahahahaha gak bakal nikah nih. Karena saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan sekerangpun belum punya apa :D. Tetapi setelah membaca tulisan di atas, saya kembali tersadar apa sebenarnya hakikat walimahan (pesta pernikahan). Mudahan temen2 saya dan KHUSUSNYA SAYA menjalankan pernikahan dengan sederhana dengan tidak jauh dari niatnya. Pesta pernikahan = pemberitahuan kepada kaum kerabat dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan (Allah SWT).

Satu lagi yang penyebab saya membahas masalah ini. Tahun ini Insya Allah kakak saya yang kedua akan menikah. Sukses ya kak. Semoga menjadi keluarga sakinah mawada (tapi kok saya sedih ya.... kehilangan temen kelahi klo saya pulang ke rumah). Hikss.. jadi ingat ketika kita masih kecil, saya bisa sesuka hati minta ikut dan pergi bermain bersama mereka. Sekarang mereka sudah punya kehidupan sendiri. (Kecemburuan seorang adik ketika kakaknya mau menikah). Tapi sekali lagi selamat Kakakku tersayang..saya sebagai adik mu sangat rela.

Sabtu, 02 Juli 2011

Hiking at Maribaya-Dago-Lembang

Perjalanan anak-anak labil  calon orang sukses.. heheheheheh

Sebelum Hiking Dimulai
Berjalan 5 km dari Goa Belanda-Goa Jepang-Maribaya
Moyet dan Fansnya
Patung Mirip Gaja Mada
Perjalanan Menuju PLTU

Akhirnya nyampe hutan kawasan lindung juanda
Air Terjun Maribaya Dilihat Dari Atas

Jumat, 01 Juli 2011

Perjanjian Para Galauers

Percakapan orang galau...
Si cantik : Wanita sholeha...hikss kita datang kenikahan kak "****" yuk...(galau to the max)
Si wanita sholeha : Ayuk cantik. Kita beli baju kondangan dulu, dandan yang cantik.
Si cantik :Iya wanita sholeha. Mana tau kita disana ketemu jodoh.
Si wanita sholeh : Amin cantik...  ( mengaminin biar lolos dari status STMJ "Sudah ST masih jomblo")
Si wanita sholeh : Sicantik gimana kita bikin perjanjian ?
Si cantik : Apa wanita sholeha?
Si cantik : Waktu wisuda MT nanti kita harus udah membawa PW...
SI cantik : Boleh deh wanita sholeha.. dari sekarang kita atur strategi....
Tapi ini taruhan seorang kesatria... siapa yang kalah dia harus mentraktir yang menang. 
Si wanita sholeh : Jangan... hukuman bagi yang menang aja.. dia harus mencariin yang kalah "PW" atau mentraktir. Kasihan yang kalah. Udah kalah dikasih hukuman lagi..
Si cantik : Ok.. Sah.. dengan saksi penghuni kosan gaul pelisiran ""Siburuk rupa 1, dan Siburuk rupa 2"..

Begitulah saudara22 percakan orang galau, ketika banyak kerjaan, bingung menentukan pilihan dan mikirin  S2 juga dan jodoh ternyata juga harus dipikirin..

Nb : buat yang nantinya jadi pasangan Si cantik, atau pun Si wanita sholeh jangan tersigung. Itu bukan taruhan.. Ini cuma percakapan dikala galau saja. Hehehehe peace. ^_^.

Selasa, 14 Juni 2011

30 % Usaha dan 70% Doa

Bulan-bulan sibuk TA 2010 :
Anak kosan
Tetangga kosan  : Eh miong kerjan tuh TA ngaskus aja
Saya : Iya nihhh nih lagi nyari isnpirasi.
Beberapa menit kemudian gedor pintu kosan  tetangga :
Saya : doain saya ya.. biar TAnya lancar. Ini mau bimbingan
Tetangga kosan : Iya mihong.. perasaan tiap hari deh minta doa.. emangnya udah selesai
Saya : tergantung doa.. soalnya dalam hidup saya "30 % Usaha dan 70% Doa"
Tetangga kosan : aghhhhhhhhh pemalas.

Telponan sama ortu tercinta.
Mama : Gimana TAnya? Kapan sidang?
Saya : Doain ya.. kayaknya gak lancar kurang doa ama deh?
Mama : Perasaan tiap nelp minta doa deh? kan udah ditiap sholat di doain...
Saya : Mungkin doainnya kurang kali..kan 30 % Usaha dan   70% Doa
Mama : kamu aja yang pemalas...

Sibuk nentuin pilihan setelah Wisuda
Saya : Doain aku ya ma biar gampang dapat kerja di perusahaan oil dan gas atau tambang. Biar uangnya banyak.
Mama : Ama pengen kamu k*l*ah lagi. Pengen punya anak jadi dosen..Biar kamu kayak si ibu itu **** walau udah tua masih cantik dan punya banyak waktu, dihargai orang. Dari pada kerja.
Saya : Kan pengen punya banyak uang biar naik hajiin ama, doain ya. (dengan wajah memohon)
Mama : Iya ama doain supaya kamu dapat beasiswa untuk s2 kemudian s3 dan kamu jadi dosen dan dihargain orang...

Baru kali ini si saya dalam hati bilang muda2han tidak berlaku buat sementara  "30 % Usaha dan 70% Doa Emak".

Ingin Memenuhi Janji

Dulu sih waktu kecil banget pengen cita S2 ke Jerman. 
Terinspirasi sama Mr Habibie yang menjadi Idola saya.
Sekarang saya sudah melupakannya.
Ketika membaca status Facebook temen, saya lihat "Dulu saya berjanji akan ke Eropa untuk S2, jadi saya harus penuhi janji itu". 
Jadi ingat saya juga punya janji " Saya akan kuliah dimana Mr Habibie kuliah, saya sudah janji berarti saya harus penuhi janji saya".
Pertanyaan sekarang adalah" Kapan saya bisa memenuhi janji itu?"

Selasa, 01 Maret 2011

SMS dari Seorang Teman

"Bila dirimu sekarang sedang menunggu seseorang untuk menjalanin kehidupan menuju ridhoNya, bersabarlah  dengan keindahan. Demi Allah dia tidak datang karena kecantikan dan ketampanan, kepintaran ataupun kekayaan. Tapi Allahlah yang menggerakan. Janganlah tergesa untuk mengexpresikan cinta kepada dia, sebelum Allah mengizinkan. Belum tentu orang yang kau cintai yang terbaik buatmu. Simpanlah segala bentuk ungkapan cinta dan derap hati rapat2. Allah akan menjawabnya dengan yang lebih indah di saat yang tepat."

Sebelum tidur tiba-tiba dapat sms dari temen. Seperti kata Pak Mario Teguh sih, cuma ini di sms temen :)

Jumat, 14 Januari 2011

Tugas Akhir dan Bener Akhir

Tidak kerasa ternyata si saya udah tingkat 4. Untuk keluar dari cengkraman gaja duduk, jelas2 saya harus ngerjain TA.

TA yang saya ambil berhubungan bertema "Geotek". Kenapa saya mengambil geotek, karena antara pasti dan tidak pasti ilmunya, kata si dosen2 geotek saya yang narsis. Katanya sih tidak kita tidak hanya tukang hitung, tapi juga diperlukan sedikit "Otak" untuk berpikir dipalik ketidak pastiannya ilmu geotek.

Kesimpulannya TA saya tentang Geotek, dan mencari dosen yang gampang ketemu "karena dosen sipil biasanya super sibuk", mencari dosen yang tidak suka mahasiswanya lama2 dikampus karena semangkin lama dikampus semangkin banyak memakan uang proyek mereka :D "secara kita kuliah disini disubsidi", mencari dosen yang muda biasanya enak diajak diskusi dan menghindari seorang profesor untuk jadi penguji biar aman.

Dengan trik2 sebernarnya jauh dari idealisme mahasiswa yang bener mencari ilmu saya lolos dengan selamat dari cengkraman gajah duduk. Walaupun saya stress, tidak tidur dikalam malam tiba, deg2n setengah mati, yang penting saya selamat dan lolos dari cemkraman gajah duduk...
yeah.. tanggal 28 September saya sidang....

Alhamdulillah saya tanggal 24 November 2010 saya resmi lepas dari cengkraman gajah duduk dan nama menjadi bertambah...

Selasa, 04 Januari 2011

Stay Hungry, Stay Foolish

“You’ve to find what you love..”

Pidato Steve Jobs di Acara Wisuda Stanford University

Saya merasa bangga di tengah-tengah Anda sekarang, yang akan segera
lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah
selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana
wisuda. Hari ini saya akan menyampaikan tiga cerita pengalaman
hidup saya. Ya, tidak perlu banyak. Cukup tiga.

Cerita Pertama: Menghubungkan Titik-Titik

Saya drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama, namun
saya tetap berkutat di situ sampai 18 bulan kemudian, sebelum
betul-betul putus kuliah. Mengapa saya DO? Kisahnya dimulai sebelum
saya lahir.  Ibu kandung saya adalah mahasiswi belia yang hamil
karena;kecelakaan dan memberikan saya kepada seseorang untuk diadopsi.
Dia bertekad bahwa saya harus diadopsi oleh keluarga sarjana, maka
saya pun diperjanjikan untuk dipungut anak semenjak lahir
oleh seorang pengacara dan istrinya. Sialnya, begitu saya lahir,
tiba-tiba mereka berubah pikiran karena ingin bayi perempuan. Maka
orang tua saya sekarang, yang ada di daftar urut
berikutnya,mendapatkan telepon larut malam dari seseorang:
'kami punya bayi laki-laki yang batal dipungut' apakah Anda berminat?
Mereka menjawab: 'Tentu saja'
Ibu kandung saya lalu mengetahui bahwa ibu angkat saya tidak pernah
lulus kuliah dan ayah angkat saya bahkan tidak tamat SMA. Dia menolak
menandatangani perjanjian adopsi. Sikapnya baru melunak beberapa bulan
kemudian, setelah orang tua saya berjanji akan menyekolahkan saya
sampai perguruan tinggi.
Dan, 17 tahun kemudian saya betul-betul kuliah.
Namun, dengan naifnya saya memilih universitas yang hampir sama
mahalnya dengan Stanford, sehingga seluruh tabungan orang tua saya-
yang hanya pegawai rendahan- habis untuk biaya kuliah. Setelah enam
bulan, saya tidak melihat manfaatnya. Saya tidak tahu apa yang
harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu
saya menemukannya. Saya sudah menghabiskan seluruh tabungan yang
dikumpulkan orang tua saya seumur hidup mereka.
Maka, saya pun memutuskan berhenti kuliah, yakin bahwa itu yang
terbaik. Saat itu rasanya menakutkan, namun sekarang saya
menganggapnya sebagai keputusan terbaik yang pernah saya ambil.
Begitu DO, saya langsung berhenti mengambil kelas wajib yang tidak
saya minati dan mulai mengikuti perkuliahan yang saya sukai.
Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos
sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya
mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk
membeli makanan. Saya berjalan 7 mil mendapat makanan enak di biara
Hare Krishna.
Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena
mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat
berharga.
Saya beri Anda satu contoh: Reed College mungkin waktu itu adalah yang
terbaik di AS dalam hal kaligrafi.Di seluruh penjuru kampus, setiap
poster, label, dan petunjuk ditulis tangan dengan sangat indahnya.
Karena sudah DO, saya tidak harus mengikuti perkuliahan normal.
Saya memutuskan mengikuti kelas kaligrafi guna mempelajarinya. Saya
belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif, membuat variasi spasi
antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Semua itu
merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak
dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan. Saat itu sama
sekali tidak terlihat manfaat kaligrafi bagi kehidupan saya. Namun
sepuluh tahun kemudian, ketika kami mendisain komputer Macintosh yang
pertama, ilmu itu sangat bermanfaat. Mac adalah komputer pertama yang
bertipografi cantik. Seandainya saya tidak DO dan mengambil kelas
kaligrafi, Mac tidak akan memiliki sedemikian banyak huruf yang
beragam bentuk dan proporsinya. Dan karena Windows menjiplak Mac, maka
tidak ada PC yang seperti itu.
Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas
kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah. Tentu saja,
tidak mungkin merangkai cerita seperti itu sewaktu saya masih kuliah.
Namun, sepuluh tahun kemudian segala sesuatunya menjadi gamblang.
Sekali lagi, Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke
depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi,
Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai
di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan
hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya. Pendekatan ini
efektif dan membuat banyak perbedaan dalam kehidupan saya.

Cerita Kedua Saya: Cinta dan Kehilangan.

Saya beruntung karena tahu apa yang saya sukai sejak masih muda. Woz
dan saya mengawali Apple di garasi orang tua saya ketika saya berumur
20 tahun. Kami bekerja keras dan dalam 10 tahun Apple berkembang dari
hanya kami berdua menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000
karyawan.
Kami baru meluncurkan produk terbaik kami-Macintosh- satu tahun
sebelumnya, dan saya baru menginjak usia 30. Dan saya dipecat.
Bagaimana mungkin Anda dipecat oleh perusahaan yang Anda dirikan?
Yah, itulah yang terjadi. Seiring pertumbuhan Apple, kami merekrut
orang yang saya pikir sangat berkompeten untuk menjalankan perusahaan
bersama saya. Dalam satu tahun pertama, semua berjalan lancar. Namun,
kemudian muncul perbedaan dalam visi kami mengenai masa depan
dan kami sulit disatukan. Komisaris ternyata berpihak padanya.
Demikianlah, di usia 30 saya tertendang. Beritanya ada di mana-mana.
Apa
yang menjadi fokus sepanjang masa dewasa saya, tiba-tiba sirna.
Sungguh menyakitkan.
Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya
lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi
sebelumnya saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David
Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya.
Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari
dari Silicon Valley.
Namun, sedikit demi sedikit semangat timbul kembali- saya masih
menyukai pekerjaan saya.
Apa yang terjadi di Apple sedikit pun tidak mengubah saya. Saya telah
ditolak, namun saya tetap cinta. Maka, saya putuskan untuk mulai lagi
dari awal. Waktu itu saya tidak melihatnya, namun belakangan baru saya
sadari bahwa dipecat dari Apple adalah kejadian terbaik yang menimpa
saya. Beban berat sebagai orang sukses tergantikan oleh keleluasaan
sebagai pemula, segala sesuatunya lebih tidak jelas. Hal itu
mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya.
Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT,
lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian
menjadi istri saya. Pixar bertumbuh menjadi perusahaan yang
menciptakan film animasi komputer pertama, Toy Story, dan sekarang
merupakan studio animasi paling sukses di dunia. Melalui rangkaian
peristiwa yang menakjubkan, Apple membeli NeXT, dan saya
kembali lagi ke Apple, dan teknologi yang kami kembangkan di NeXT
menjadi jantung bagi kebangkitan kembali Apple. Dan, Laurene dan saya
memiliki keluarga yang luar biasa. Saya yakin takdir di atas tidak
terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple.
Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya.
Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan
kepercayaan.
Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah
karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa
yang Anda sukai. Itu berlaku baik untuk pekerjaan maupun pasangan
hidup Anda. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup
Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan
sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya
bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.
Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari.
Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah
menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya,
semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari
sampai ketemu. Jangan berhenti.

Cerita Ketiga Saya: Kematian

Ketika saya berumur 17, saya membaca ungkapan yang kurang lebih
berbunyi: "Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari
terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar" Ungkapan itu membekas
dalam diri saya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, saya
selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri:
"Bila ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan
apa yang akan saya lakukan hari ini?"; Bila jawabannya selalu
"tidak"; dalam beberapa hari berturut- turut,
saya tahu saya harus berubah. Mengingat bahwa saya akan segera mati
adalah kiat penting yang saya temukan untuk membantu membuat keputusan
besar. Karena hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal,
kebanggaan, takhut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat
menghadapi kematian.
Hanya yang hakiki yang tetap ada. Mengingat kematian adalah cara
terbaik yang saya tahu untuk menghindari jebakan berpikir bahwa Anda
akan kehilangan sesuatu.Anda tidak memiliki apa-apa. Sama sekali tidak
ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda.
Sekitar setahun yang lalu saya didiagnosis mengidap kanker. Saya
menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya
memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas.
Paradokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah
yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6
bulan. Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala
sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati.
Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit
segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang.
Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga
Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal. Sepanjang hari
itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut. Malam
harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan
lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel
tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana, mengatakan
bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis
mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang,
namun bisa diatasi dengan operasi.
Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang.
Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus
begitu hingga beberapa dekade lagi.Setelah melalui pengalaman
tersebut,
sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut
konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna: Tidak
ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun
tidak ingin mati dulu untuk mencapainya. Namun, kematian
pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang
harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan.
Kematian membuat hidup berputar.
Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda. Maaf
bila terlalu dramatis menyampaikannya, namun memang
begitu. Waktu Anda terbatas, jadi jangan sia-siakan dengan menjalani
hidup orang lain.
Jangan terperangkap dengan dogma-yaitu hidup bersandar pada hasil
pemikiran orang lain.
Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar
kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti
kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang
Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua.
Ketika saya masih muda, ada satu penerbitan hebat yang bernama
"The Whole Earth Catalog" , yang menjadi salah satu buku
pintar generasi saya. Buku itu diciptakan oleh seorang bernama Stewart
Brand yang tinggal tidak jauh dari sini di Menlo Park,
dan dia membuatnya sedemikian menarik dengan sentuhan puitisnya. Waktu
itu akhir 1960-an, sebelum
era komputer dan desktop publishing, jadi semuanya dibuat dengan mesin
tik, gunting, dan kamera polaroid. Mungkin seperti Google dalam
bentuk kertas, 35 tahun sebelum kelahiran Google:
isinya padat dengan tips-tips ideal dan ungkapan-ungkapan hebat.
Stewart dan timnya sempat menerbitkan beberapa edisi The Whole
Earth Catalog" , dan ketika mencapai titik ajalnya, mereka
membuat edisi terakhir. Saat itu pertengahan 1970-an dan saya masih
seusia Anda. Di sampul belakang edisi terakhir itu ada satu foto jalan
pedesaan di pagi hari, jenis yang mungkin Anda lalui jika suka
bertualang. Di bawahnya ada kata-kata: Stay Hungry. Stay Foolish
(Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Itulah pesan perpisahan
yang dibubuhi tanda tangan mereka.
Stay Hungry. Stay Foolish. Saya selalu mengharapkan diri saya begitu.
Dan sekarang, karena Anda akan lulus untuk memulai kehidupan baru,
saya harapkan Anda juga begitu. Stay Hungry. Stay Foolish.