Minggu, 15 Februari 2009

Ketika Semua Orang Ingin Jadi Pemenang

Jika muncul sebuah pertanyaan kamu ingin jadi pemenang? Jawabannya orang-orang akan menjawab hampir 100 % iya.
Tapi coba direnungkan pernyataan seorang motivator “Aku tidak ingin jadi pemenang, tetapi aku ingin jadi orang yang bisa memenangkan orang lain”. Banyak hal terkandung dalam pernyataan ini, jika kita berusaha untuk membuat orang lain menjadi pemenang dari apa yang diinginkannya maka kita adalah pemenang sejati. Karena jika kita memenangkan orang lain tidak ada orang yang kita kalahkan. Kita tidak memikirkan bagaimana caranya mengalahkan orang lain, kita tidak memikirkan kejelekan orang lain, melainkan yang kita pikirkan adalah bagaimana caranya agar kita berbuat baik kepada orang tersebut. Yah aku kagum dengan pernyataan motivator itu.
Tapi sekarang calon pemimpin di negaraku Indonesia berusaha untuk menjadi pemenang. Karena sebentar lagi akan ada pemilu. Mereka berkampanye dengan memuji diri masing-masing. Saling menjatuhkan satu sama lain. Perang opini di berbagai media, dengan permainan yoyonya, berpantunnya, saling mengklaim apa yang diperbuat selama pemerintahan adalah hasil kerja keras mereka dan kelompok mereka. Bahkan yang lebih aneh lagi mereka saling menghina satu sama lain, saling menjatuhkan. Kayak di negaraku Indonesia ini gak ada masalah lain aja.
Tapi menurutku sebagai orang awam; mereka, kita rakyat Indonesia adalah satu tim. Satu tim untuk mencapai kemajuan, kesejahteraan bagi kita semua. Tidak sepantasnya untuk saling menghujat satu sama lain. Apa lagi itu dilakukan oleh orang-orang hebat di negaraku yaitu calon pemimpin di negara ini. Aku pribadi sih malu calon pemimpin dinegaraku melakukan hal seperti itu. Kapan kita memikirkan kemajuan jika kita saling menjatuhkan satu sama lain. Harusnya kita saling mendukung sehingga tidak perlu banyak berdebatan yang justru membuat tidak pernah maju. Kritikan sih boleh tapi membangun, bukan menjatuhkan.
Andaikan aja ada calon-calon pemimpin di negaraku Indonesia ini yang berusaha untuk memenangkan orang lain. Mungkin memenangkan rakyatnya dengan cara jujur pada rakyatnya akan kekurangannya jika dia menjadi pemimpin bukan memuji diri sendiri. Atau memenangkan lawan (sahabat politiknya) yaitu berusaha berbuat baik pada lawan politiknya, dengan merangkul lawan politiknya untuk menjadi satu tim yang kuat untuk membangun negara ini. Yah itu mungkin akan membuat rakyat di negaraku ini termasuk aku untuk bersimpati pada calon pemimpin seperti itu, karena menurut aku itu berjiwabesar. Negaraku Indonesia butuh pemimpin yang berjiwabesar.
Untuk calon pemimpin di negaraku Indonesia, sepertinya perlu belajar untuk berjiwa besar. Atau perlu diberi kelas trainer/motivasi. Atau mungkin perlu belajar dari rakyatnya yang jujur, seperti kasus di bukittinggi ada orang yang membuat papan iklan yang cukup besar untuk memberi tahu akan kekurangannya.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

WOW...
w.o.w.

tumben seoraang rahmie bisa nikin tulisan ky gini...
oh Tuhan...
syukurlah...
ternyata kmu dah di berikan hidyah...
wakakakaka!!!

btw, aq stuju sm yg kmu tulis mi...
seandainya da tipe pemimpin yg pengen memenangkan rakyatnya, pasti ga ada pertikaian ga bermutu ky sekarang...

Anonim mengatakan...

Waduh mi, kalee ini saya agak kurang setuju dengan pernyataan itu. Kenyataannya, setiap terjadi suatu kompetisi, pada akhirnya harus ada yang kalah dan yang menang. Hal ini bertujuan untuk menentukan nilai yang layak bagi seorang pemenang. Untuk memiliki jiwa yang besar harus dimiliki oleh keduanya, yang menang dan yang kalah.
Menurut saya mi, ketika kita ingin mengalahkan seseorang berarti kita dituntut untuk berpikir sportif dan kreatif dan ini sangat baik melatih kecerdasan otak kita. Inget mi, kalah hanyalah menang yang tertunda. Qt berasal dari telur yang berhasil menjadi pemenang setelah berlomba dengan ribuan calon manusia yang akan dilahirkan ibu kita. Which is kenapa ketika ada yang bertanya sypa yang ingin jadi pemenang, udah pasti semuanya bakal menjawab "IYA". Maklum neng, udah dari sononya (telur) kita terlahir sebagai pemenang.
Gitu mi... Menurut saya...
Eh, btw emank bener ada yang masang papan kyk itu? Waduh saya justru sangat menyesali... Allah sudah begitu baiknya menutup aib kita agar kita dapat kesempatan untuk memperbaikinya, malah dibuka sendiri. Entahlah mi, aku hanya mencoba mengungkapkan pendapatku.